Senantiasa tampil cantik dan menawan adalah dambaan setiap insan.
Berbagai perawatan dilakukan demi meraih penampilan yang diinginkan.
Dari metode tradisional hingga terapi yang paling mutakhir, banyak
tersedia untuk mewujudkan impian tersebut. Aktivitas ini tidak hanya
dilakukan kaum Hawa. Kaum Adam memiliki kecenderungan yang sama.
Fenomena pria metroseksual adalah satu bukti.
Mengejar
penampilan jasmani tidak disalahkan dalam agama. Selain merupakan fitrah
yang manusiawi, Allah SWT pun menyenangi hambanya yang memerhatikan
penampilan karena Ia Mahaindah dan mencintai keindahan.
Hanya
saja, penampilan fisik ini bukanlah segala-galanya. Kecantikan fisik
bisa memudar seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya usia.
Maka, ada satu hal yang akan menjaga nilai kecantikan ini agar tidak
pernah sirna, yaitu menghidupkan kecantikan rohani yang bersumber dari
relung kesalehan hati.
Kecantikan rohani ini akan memancar
jika pemiliknya mampu menjaga kebersihan hati dan menghilangkan
penyakit-penyakitnya. Betapa besarnya peran dan fungsi hati dalam
membentuk kepribadian. Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW berujar, ''Ketahuilah
di dalam tubuh itu ada segumpal daging. Bila ia baik, maka baik pulalah
seluruh perbuatannya. Dan, apabila ia rusak, maka rusak pulalah seluruh
perbuatannya. Ketahuilah itu adalah hati.'' (THR Bukhari dan Muslim).
Seluruh
pikiran, perkataan, dan perbuatan adalah buah akhlak yang dikendalikan
oleh hati. Ketika seorang Muslim memahami hakikat hidup di dunia,
hatinya akan segera bertindak untuk mempercantik diri dengan akhlak
mulia sesuai tuntunan Rasulullah serta mencampakkan tindakan tercela
berupa syirik, iri, dengki, dan takabur.
Untuk
menghadirkan kecantikan rohani, kaum Muslim tidak perlu merogoh uang
saku yang banyak untuk perawatan. Hanya perlu memperbanyak amal saleh
dan menjauhi segala bentuk perbuatan maksiat dan menggantinya dengan
dzikir pada Allah SWT.
Suatu ketika Ibnu Abbas mengatakan, ''Sesungguhnya
amal kebaikan itu akan memancarkan cahaya dalam hati, membersitkan
sinar pada wajah, kekuatan pada tubuh, kelimpahan dalam rezeki, dan
menumbuhkan rasa cinta di hati manusia kepadanya.''
Apabila
kita telah tersadar untuk mempercantik diri secara lahiriah dengan
busana dan perawatan tubuh yang sesuai dengan aturan Allah SWT, mari
kita sempurnakan dengan mempercantik mata hati kita agar lebih dicintai
Allah SWT dan seluruh makhluknya.
Salah satu cara agar mata hati
kita cantik dan dincintai Allah adalah perbanyak berdzikir kepada Allah
serta selau berusaha berakhlak yang baik kepada semua orang tanpa
terkecuali.
"Hai orang orang yang beriman,
berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang
sebanyak-banyaknya. Dan, bertasbihlah kepada-Ku diwaktu pagi dan petang." (TQS Alahzab [33]: 41-42).
Allah
SWT senantiasa menyanjung dan memuji hamba-hambanya yang selalu
berdzikir. Dzikir adalah ruh dari perbuatan baik sebagai bentuk ketaatan
menjalani perintah-Nya. Sebuah perbuatan yang baik jika tidak disertai
dzikir, maka ia adalah laksana tubuh yang tidak mempunyai ruh. Tubuh
yang tidak mempunyai ruh, maka ia dinamakan sebagai mayat. Mayat tak
lebih berharga pula, maka dia disebut bangkai.
Shalat,
berhaji, dan berjihad hingga ibadah-ibadah sunah lainnya haruslah
senantiasa disertai pula dengan dzikir kepada-Nya: "... Dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (TQS Aljumu'ah [62]: 10).
Allah
telah menegaskan berulang-ulang bahwa kesuksesan dalam beribadah dan
kebahagiaan itu terkait dengan memperbanyak mengingat-Nya. Maka,
janganlah kamu sekali-kali lupa kepada perintah-perintahnya itu. "Dan,
sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai." (TQS Alaraaf [7]: 205). "Sesungguhnya,
perumpamaan orang orang yang berdzikir kepada Allah itu dan orang-orang
yang tidak berdzikir kepada-Nya adalah seperti orang yang hidup dan
orang yang mati." (THR Abu Musa).
"Perumpamaan
rumah yang disebut dengan nama Allah di dalamnya dan rumah yang tidak
disebut dengan nama Allah di dalamnya adalah seperti orang yang hidup
dan orang yang mati." (THR Imam Muslim).
Maka,
sesungguhnya mereka yang berdzikir itu ibaratnya seperti orang yang
hidup dalam rumah kehidupan. Sedangkan, orang yang lalai berdzikir
kepada Allah itu seperti orang yang mati dalam rumah kematian. Jasad
orang yang lalai berdzikir kepada Allah adalah kuburan bagi hati mereka,
dan hati mereka itu seperti mayat yang ada dalam kuburan.
Orang
yang senantiasa tidak lalai mengingat Allah di kala duduk dan
berbaring, di kala pagi dan petang, sesungguhnya mereka telah hidup
sesuai dengan firman dan petunjuk Allah SWT. Merekalah orang yang
beruntung menjalani hidup di dalam rumah kehidupan dunia yang penuh
berbagai cobaan sebelum kematian sesungguhnya datang menghampiri.
Inner beauty atau kecantikan batin seorang wanita sangat penting selain kecantikan luarnya
BalasHapus