(Untuk semua ibu dan calon ibu atau yang masih memiliki ibu)
Penulis:Ummu Raihanah ( Da'i sekaligus pembimbing para muallaf muslimah di
Fukuoka Masjid Al Nour Islamic Culture Center Fukuoka-shi, Higashi-ku,
Hakozaki 3-2-18, Fukuoka-ken, Fukuoka , JAPAN) (postingan diedit dan ditambahkan oleh admin)
Suatu
hari ketika berjalan melewati perkampungan saya mendengar seorang ibu
yang membentak anaknya "ojok nang embong kon ketabrak kapok kon" (jangan
di jalan nanti ketabrak sukurin kamu-red), pernah juga kebetulan sedang
membeli sesuatu di toko sebelah terdengar suara ibu penjaga toko "anak
kok malasnya minta ampun, bodoh lagi", dan masih banyak lagi contoh yang
tidak mungkin saya sebutkan satu-satu.. saya sampai miris dan mbrebes
mili melihat juga mendengarkan kata-kata kotor keluar dari mulut seorang
ibu.. lalu dari sisi manakah surganya? yang seharusnya kata-katanya
menyejukkan?
|
kredit: vix.com |
Ya.. Sering kita dengar dalam kehidupan
sehari-hari seorang ibu yang jengkel atas kenakalan atau kesalahan
anak-anaknya melaknat atau menyumpahi mereka. Baik dengan kata-kata yang
kotor (tidak pantas) ataupun do'a yang tidak baik. Sehingga sudah
menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Sang ibu tidak pernah merasa
bersalah ataupun berdosa atas perbuatannya tersebut. Sambil
bersungut-sungut dan mengumpat ia pun berlalu, meninggalkan buah hatinya
dalam keadaan menangis.
Memang profesi sebagai ibu rumah
tangga mempunyai tugas yang seabrek-abrek, ibarat pekerja ibu mempunyai
jam kerja yang tidak terbatas tidak seperti layaknya wanita karir
kantoran yang mempunyai jadwal kerja antar 6-8 jam. Selepas itu ia bisa
beristirahat dengan tenang. Sedangkan bagi ibu yang memiliki anak
haruslah menjaga mereka 24 jam, belum melayani suami, memasak, mengurus
rumah, menggosok pakaian, dan lain-lainnya duh capeknya!!!
Beruntunglah
para ibu yang suaminya menyediakan khadimah atau pembantu di rumah
untuk meringankan tugasnya. Bagaimana bila sang suami tidak mampu? Tentu
dialah yang harus menyelesaikan tugas itu sendirian, dan biasanya bila
sang ibu kelelahan kondisinya sangatlah labil sedikit saja buah hatinya
melakukan hal-hal yang menurutnya tidak sewajarnya, maka terkadang tidak
dapat mengontrol emosinya. Jadi buntut-buntutnya keluarlah cercaan,
cacian, makian, laknat dan sumpah yang tidak baik kepada anak-anak
mereka. Ironisnya sang ayah yang mendengar terkadang hanya diam saja.
Lalu bagaimana sebenarnya islam memandang hal ini??
Memang
jauhnya seseorang dari din yang mulia ini akan menyeret mereka dalam
dosa dan maksiat bahkan terkadang mereka secara tak sadar telah
menzhalimi hamba-hambaNya. Karena itu wajiblah bagi semua muslim dan
juga muslimah mempelajari agama ini agar mereka terhindar dari apa yang
di haramkan Allah dan mengerjakan apa yang di perintahNya.
Islam
melarang orang tua melaknat anak-anak mereka, bukan hanya itu kitapun
dilarang menyumpahi diri kita sendiri ketika kita marah karena
sesungguhnya kita tidak mengetahui kapan saatnya perkataan ataupun do'a
(baik maupun buruk) yang kita ucapkan akan di kabulkan.
Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu anhu, dia menceritakan bahwa Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam telah bersabda:
''Janganlah
kalian menyumpahi diri kalian, dan jangan pula menyumpahi anak-anak
kalian dan harta kalian, kalian tidak mengetahui saat permintaan (do'a)
dikabulkan sehingga Allah akan mengabulkan sumpah itu'' (HR.Muslim)
Hadits
diatas menjelaskan bahwa ada waktu-waktu baik yang didalamnya akan
dikabulkan doa, karena itu hadits ini melarang kita untuk menyumpahi
diri, putera-puteri kita, dan harta kekayaan kita, supaya sumpah itu
tidak bertepatan dengan waktu pengabulan do'a sehingga selamat dari
bahaya.
Tetapi sayangnya sebagaimana penulis paparkan
diatas banyak dari kaum ibu yang melaknat dan menyumpahi anak-anak
mereka. Mereka beralasan bahwa sebenarnya mereka tidak bermaksud
demikian. Padahal sebagaimana kita ketahui alasan tersebut tidak dapat
diterima karena larangannya telah jelas dan tegas.
Penulis
mendapati pengalaman yang bisa dijadikan ibrah bersama, kisah nyata
yang patut untuk dijadikan renungan bersama bagi para ibu-ibu.
Tak
jauh lokasinya dari rumah penulis pada waktu itu ada tetangga ana
mendapati seorang anak laki-laki yang kira-kira berusia 9 tahun
ditemukan tewas tersambar petir. Dus, berdatanganlah semua orang untuk
melihatnya tak lama kemudian datanglah sang ibu yang menangis
terisak-isak kemudian menjerit karena tidak mengira anaknya telah mati.
Setelah
beberapa waktu kemudian penulis mendengar bahwa sebab kematian anaknya
tersebut adalah akibat dari sumpah siibunya sendiri yang pada waktu
ketika ia marah ia menyumpahi anaknya agar tersambar petir. wal iyyadzu
billah...akhirnya sumpahnya tersebut dikabulkan Allah dan menyesallah
sang ibu dengan penyesalan yang teramat mendalam. Nasi sudah menjadi
bubur.....
Kisah lainnya yang tak jauh berbeda juga masih
sama terjadi dekat lokasi penulis.... Seorang anak laki-laki berusia
kira-kira 7 tahun ditemukan tewas tenggelam di sungai. Peristiwa ini
belumlah lama terjadi kira-kira 4 bulan yang lalu kejadiannya pun
demikian anak tersebut terkena sumpah ibunya.
Ibunya yang
marah mendoakan kematian bagi anaknya tersebut. Dalam hujan gerimis anak
itupun keluar bermain dengan kawan-kawannya ketika dia berjalan
ditepian sungai malang kakinya tergelincir tenggelamlah ia kedalamnya.
Kawan-kawannya tak kuasa menolongnya mereka berusaha mencari pertolongan
orang dewasa, akhirnya sang anakpun terangkat ke tepi akan tetapi dia
telah meninggal karena terlalu banyak menelan air sungai dan meraunglah
sang ibu.....dengan ucapan bahwa dia tidak bersungguh-sungguh menyumpahi
anaknya....semua orang yang hadir hanya lah terhenyak... ya ... kiranya
sumpah dan laknat telah menjadi budaya bagi kaum ibu-ibu kita. Sehingga
sangatlah disesalkan anak-anak mereka menjadi korban.
Sungguh
sangat tragis dan menyedihkan jauhnya kita dari agama ini membuat kita
terjerumus dalam kesalahan yang fatal. Semoga Allah membimbing kita
semua dan mengampuni dosa-dosa kita.
Sebenarnya banyak tips yang bisa di pelajari oleh para ibu rumah tangga agar mereka mampu mengontrol emosi mereka ketika marah.
Ketika
ibu marah, ingatlah bahwa Allah selalu mengawasi kita dan ingatlah
bahwa anak tidaklah langsung tumbuh menjadi dewasa, kita juga dulunya
anak-anak yang terkadang nakal dan menjengkelkan orangtua kita.
Tarik
nafas dalam-dalam dan santai (relaks) diam sejenak pandang anak dengan
wajah yang lain dari biasanya tunjukkan ketidak sukaan kita akan ulah
mereka, bila ibu ingin melotot atau merenggutkan muka maka lakukanlah
agar anak takut
Bila kedua cara diatas belum bisa
menguasai emosi ibu segeralah ucapkan istighfar bila ibu ingin
mengeraskan suara maka lakukanlah sehingga anak mendengar ucapan ibu,
dan ingat ucapan istighfar itu akan terekam dalam otak anak-anak kita
sehingga ketika mereka marah atau melakukan kesalahan secara otomatis
mereka akan meniru kita sebagaimana yang penulis jelaskan diatas bahwa
kondisi seseorang mudah marah terkadang karena kelelahan, kerjakanlah
pekerjaan rumah tangga apa yang ibu sanggup jangan memaksakan diri,
tidurlah segera ketika anak-anak tidur sehingga ibu mempunyai waktu
untuk beristirahat, dan tentu saja kerjasama antara suami istri sangat
penting sekali dalam rumah tangga. Berilah pengertian kepada suami
mengapa ibu tidak bisa menyelesaikan tugas rumah tangga ibu dengan
penjelasan yang baik dan cara yang hikmah insya Allah suami ibu akan
mengerti. Sehingga kebiasaan yang buruk menyumpahi anak ketika marah
insya Allah akan berkurang sedikit demi sedikit.
Jangan
lupa berdo'alah kepada Allah agar Dia Yang Maha Kuasa merubah kebiasaan
buruk ini sesungguhnya hati Ibu dalam genggamanNya. sesungguhnya doa
tulus seorang ibu ibarat doa seorang nabi kepada ummatnya.. Insya Allah,
kita tidak akan senang lagi menyumpahi anak-anak kita ketika marah.
Wallahu'alam bisshawwab