Senin, 06 Februari 2012
Suatu
saat Rasulullah SAW mengimami salat isya. Tiap kali menggerakkan
badannya untuk sujud atau rukuk, terdengar bunyi kletak-kletik seperti
tulang-tulangnya berkeretakan. Para makmum cemas, menyangka beliau
sedang sakit keras. Maka, seusai salat, Umar bin Khatthab bertanya,
''Apakah engkau sakit wahai kekasih Allah?''
''Tidak, aku sehat
walafiat,'' sahut Nabi. ''Tapi mengapa tiap kali kau gerakkan tubuhmu,
tulang-tulangmu berkeretakan. Pasti engkau sakit.'' ''Tidak, aku segar
bugar,'' masih jawab Nabi.
Namun, lantaran para sahabat kelihatan makin khawatir, beliau lantas
membuka jubahnya. Tampak oleh para sahabat, Nabi mengikat perutnya yang
kempes dengan selempang kain yang diisi batu-batu kecil untuk menahan
rasa lapar. Batu-batu itulah yang mengeluarkan bunyi kletak-kletik. Umar
memekik, ''Ya Rasul, alangkah hina kami dalam pandanganmu. Apakah kau
kira jika kau katakan lapar, kami tidak bersedia menyuguhkan makanan
bagimu?''
Rasul menggeleng seraya tersenyum. Lalu, ''Umar, aku
tahu kalian para sahabat sangat mencintaiku. Tapi di mana akan
kuletakkan mukaku di hadapan Allah, apabila sebagai pemimpin justru aku
membikin berat orang-orang yang kupimpin?'' ujarnya. ''Biarlah aku
lapar, supaya manusia di belakangku tidak terlalu serakah sampai
menyebabkan orang lain kelaparan,'' lanjut Nabi SAW.
Kejadian
kecil seperti dimuat dalam The Stories of Sahabah itu sudah 14 abad
berlalu. Kini kelaparan masih menghantui sebagian penduduk dunia. Lalu,
apakah Tuhan tidak pandai menyediakan rezeki secara adil kepada segenap
makhluk-Nya? Gugatan semacam itu, tentu hanya muncul dari mulut
orang-orang kafir, sebagaimana disitir dalam Surah Yasin.
Tuhan
Maha Bijaksana, Tuhan Maha Penyayang, rahmatNya tersebar merata. Kalau
kelaparan masih bercokol di bumi, tak lain lantaran masih ada
orang-orang serakah yang menguasai jatah lebih banyak untuk keperluan
yang sedikit. Sabda Nabi SAW, ''Limadza tabnuna ma la taskununa? Limadza
tuktsiruna ma la takkuluna? (Mengapa kalian membangun yang tak kalian
tempati? Mengapa kalian menimbun banyak, padahal tak kalian makan?) ''
Atau, menurut pemimpin muslim Pakistan, Muhammad Ali Jinnah, ''This
world is enough for every man's needs, but it is not enough for a man's
greed. (Dunia ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia, tetapi
takkan pernah cukup untuk memuaskan ketamakan seorang manusia yang
serakah).''
Marilah kita munasabah binafsih (introspeksi diri)
siapakah orang yang kita ikuti dalam hidup sekarang ini? Rasulullah saw
atau profil selain Rasulullah saw??? dan kenapa kita begitu tamaknya
dalam hidup di dunia ini????????
Langganan:
Postingan (Atom)