Perempuan yang mati saat melahirkan itu dihukumi mati syahid akhirot,
maksudnya mendapatkan pahala seperti pahala orang mati syahid, namun
dalam pengurusan mayitnya dihukumi sebagaimana mayit pada umumnya, dalam
artian tetap dimandikan, dikafani dan disholati, meskipun bayi yang
dikandung adalah hasil dari hubungan perzinaan. Sebab hukum haromnya
berzina itu termasuk dalam khitob taklifi, sedangkan status syahid
akhirot adalah hukum wadh'iy dimana tidak selalu ada keterkaitan antara
keduanya, karena itulah ketentuan-ketentuan hukum seperti nifas tetap
berlaku baginya. Namun, status tersebut sudah tidak berlaku apabila
kematiannya disebabkan ia melakukan hal yang bertujuan untuk
menggugurkan kandungan tersebut.
Kesimpulannya, perempuan yang mati dalam keadaan melahirkan bayi yang
dihasilkan dari hubungan zina itu tetap dihukumi syahid akhirot selama
matinya bukan karena melakukan aborsi. Wallohu a'lam.
Referensi :
1. Hasyiyah I'anatut Tholibin, Juz : 2 Hal ; 124
2. Hasyiyah Al-Jamal Ala Syarhil Manhaj, Juz : 2 hal : 193-194
3. Hasyiyah Al-Bujairomi Ala Syarhil Manhaj, Juz : 1 Hal : 488
Ibarot :
Hasyiyah I'anatut Tholibin, Juz : 2 Hal ; 124
وأما شهيد الآخرة فقط: فهو كغير الشهيد، فيغسل، ويكفن، ويصلى عليه، ويدفن. وأقسامه كثيرة، فمنها الميتة طلقا، ولو كانت حاملا من زنا
Hasyiyah Al-Jamal Ala Syarhil Manhaj, Juz : 2 hal : 193-194
أما الشهيد العاري عما ذكر كالغريق والمبطون والمطعون والميت عشقا والميتة طلقا والمقتول في غير القتال ظلما فيغسل ويصلى عليه
.........................
[حاشية الجمل]
قوله والميتة طلقا) أي، ولو من حمل زنا اهـ. شرح م ر ما لم تتسبب في الإجهاض اهـ. برماوي
Hasyiyah Al-Bujairomi Ala Syarhil Manhaj, Juz : 1 Hal : 488
قوله: والميتة طلقا) ولو من زنا ما لم تتسبب في الإجهاض ق ل
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Ajukan Pertanyaan atau Tanggapan Anda, Insya Allah Segera Kami Balas