Talak
yang dijatuhkan dengan cara mengirim SMS, baik dikirim kepada istri
secara langsung atau dikirim kepada walinya, hukumnya diperinci sebagai
berikut:
1. Apabila kalimat talak yang di SMS-kan adalah kalimat talak yang shorih (Kalimat talak yang jelas dan tidak memungkan maksud lain) semisal mengirim SMS kepada istri; “Kamu aku ceraikan”, atau mengirim SMS kepada walinya; “Anak perempuanmu aku certaikan”, maka hukumnya ditafsil:
2. Apabila kalimat yang di SMS-kan adalah kalimat talak kinayah (Kalimat talak yang masih samar dan masih memungkinkan maksud lain, selain tujuan menceraikan), seperti kalimat; “Kamu sudah kuanggap tak ada”, maka talaknya hanya bisa jatuh apabila orang yang mengirimnya niat menceraikan istrinya, baik orang yang mengirim SMS tersebut mengucapkannya atau tidak. Sebab talak kinayah hanya bisa jatuh apabila dilakukan bersamaan dengan niat.
Wallahu a’lam.
Referensi:
1. Hasyiyah Al-Jamal ‘ala Syarh al-Manhaj, juz 4 hal. 333
فرع: كتب أنت أو زوجتي طالق ونوى الطلاق طلقت، وإن لم يصل كتابه إليها؛ لأن الكتابة طريق في إفهام المراد كالعبارة وقد قرنت
2. I’anatut Tholibin, juz 4 hal. 20-21
1. Apabila kalimat talak yang di SMS-kan adalah kalimat talak yang shorih (Kalimat talak yang jelas dan tidak memungkan maksud lain) semisal mengirim SMS kepada istri; “Kamu aku ceraikan”, atau mengirim SMS kepada walinya; “Anak perempuanmu aku certaikan”, maka hukumnya ditafsil:
- Jika orang yang mengirim SMS tersebut memang niat menceraikan istrinya, maka JATUH TALAKNYA, meskipun SMS tersebut tidak sampai kepada istri atau walinya. Alasan jatuhnya talak dengan cara mengirim SMS adalah karena tulisan (kitabah) adalah salah satu cara untuk memberikan pemahaman mengenai maksud yang dituju oleh orang yang menulisnya, karena itulah dalam hal initulisan dihukumi sama dengan ucapan secara langsung jika memang dilakukan bersamaan dengan niat.
- Jika orang yang mengirim SMS tersebut tidak berniat menceraikan istrinya saat mengirim SMS, maka TIDAK JATUH TALAKNYA. Alasannya, sebab tulisan masih mungkin terhapus, dan bisa saja tulisan tersebut adalah sebuah cerita (menceritakan talak) atau bahkan mungkin saja orang yang menulisnya hanya coba-coba.Perincian hukum diatas didasarkan pada ketentuan hukum yang Telah ditetapkan bahwa tulisan memiliki status hukum yang sama dengan talak kinayah (talak dengan bahasa samar), karena itu talaknya hanya bisa jatuh apabila diniati.
- Jika orang yang mengirim SMS tersebut mengucapkan kalimat talak yang ia tulis, maka JATUH TALAKNYA, meskipun ia tidak niat talak. Karena meskipun talak melalui SMS dihukumi talak kinyah, namun apabila Telah diucapkan maka talak tersebut Telah menjadi talak shorih yang tidak lagi tergantung pada niat pelakunya.
2. Apabila kalimat yang di SMS-kan adalah kalimat talak kinayah (Kalimat talak yang masih samar dan masih memungkinkan maksud lain, selain tujuan menceraikan), seperti kalimat; “Kamu sudah kuanggap tak ada”, maka talaknya hanya bisa jatuh apabila orang yang mengirimnya niat menceraikan istrinya, baik orang yang mengirim SMS tersebut mengucapkannya atau tidak. Sebab talak kinayah hanya bisa jatuh apabila dilakukan bersamaan dengan niat.
Wallahu a’lam.
Referensi:
1. Hasyiyah Al-Jamal ‘ala Syarh al-Manhaj, juz 4 hal. 333
فرع: كتب أنت أو زوجتي طالق ونوى الطلاق طلقت، وإن لم يصل كتابه إليها؛ لأن الكتابة طريق في إفهام المراد كالعبارة وقد قرنت
بالنية، فإن لم ينو لم تطلق؛ لأن الكتابة تحتمل النسخ والحكاية وتجربة القلم والمداد وغيرها
2. I’anatut Tholibin, juz 4 hal. 20-21
فرع لو كتب صريح طلاق أو كنايته ولم ينو إيقاع الطلاق فلغو ما لم يتلفظ حال الكتابة أو بعدها بصريح ما كتبه
......................................................................................................................................
(قوله: لو كتب) أي إلى زوجته أو إلى وليها. وفي المغني ما نصه: تنبيه:
احترز بقوله: كتب عما لو أمر أجنبيا فكتب لم تطلق وإن نوى الزوج، كما لو
أمر أجنبيا أن يقول لزوجته: أنت بائن، ونوى خلافا للصيمري في قوله أنه لا
فرق بين أن يكتب بيده وبين أن يملي على غيره. اه. وقوله صريح طلاق: أي
كطلقتك أو طلقت بنتك. وقوله أو كنايته: أي كأنت خلية أو بنتك خلية مني
(قوله: ولم ينو إيقاع الطلاق) أي بما كتبه. وخرج به ما إذا نواه من غير
تلفظ به فإنه يقع على الأظهر - كما في المنهاج - ونصه: فإن نواه فالأظهر
وقوعه. قال في المغني: لأن الكناية طريق في إفهام المراد، وقد اقترنت
بالنية ولأنها أحد الخطابين فجاز أن يقع بها الطلاق كاللفظ. اه (قوله:
فلغو) أي فالمكتوب لغو لأن الكتابة تحتمل النسخ والحكاية وتجربة القلم
والمداد وغيرها (قوله: ما لم يتلفظ الخ) قيد في كون المكتوب لغوا، وخرج به
ما لو تلفظ به مع عدم النية فإنه يقع. وقوله بصريح ما كتبه: أي بما كتبه
الصريح في الطلاق، فالإضافة من إضافة الصفة إلى الموصوف. وأفاد به أنه إذا
تلفظ بالمكتوب الكنائي ولم ينو إيقاع الطلاق لا يقع وهو كذلك إذ الكناية
محتاجة إلى النية مطلقا - سواء كتبت أولم تكتب - فتحصل أن التلفظ بالمكتوب
من غير نية يقع به الطلاق إذا كان صريحا، فإن كان كناية فلا بد مع التلفظ
به من
النية
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan Ajukan Pertanyaan atau Tanggapan Anda, Insya Allah Segera Kami Balas